Usia ke-15, Yayasan Gubang Mempersembahkan Pagelaran Bertajuk Exist In The Existence

Karya seni tari, musik dan fashion ditampilkan pada HUT Yayasan Gubang ke-15
Nampak Pendiri Yayasan Gubang, Hariansa dan Kadisbudpar Kukar Sri Wahyuni 
Foto : Endi

Sejak berdiri pada tahun 2000 silam, Yayasan Gubang selalu mengedepankan nilai-nilai tradisi yang menjadi basis keberlanjutan berkesenian di Kutai Kartanegara (Kukar). Yayasan ini terus menjaga keberlanjutan nilai-nilai tradisi lewat kerja nyata pembinaan seni budaya ke dunia pendidikan dilingkungan sekolah atau institusi, guna membantu program pemerintah yang salah satunya membangun karakter moral bangsa dengan kearifan budaya lokal.

Dan di hari jadinya yang ke-15, Yayasan Gubang menggelar sebuah persembahan bertajuk Exist In The Existence dengan menampilkan berbagai karya seni tari dan musik dibawah binaan Yayasan Gubang, pada Sabtu (28/11) malam, di halaman Museum Mulawarman.

Pagelaran diawali dengan persembahan tari berjudul Jepen Sekapur Sirih dari Gubang Art Community, tari ini menonjolkan kelembutan dan kebersahajaan gerak atau pakem Jepen. Kemudian dilanjutkan dengan tari Jepen Melayu Kutai yang dibawakan oleh siswi MTS Negeri Tenggarong.

Selanjutnya tak ketinggalan ada penampilan dari siswi SD Muhammadiyah Tenggarong, dengan tarian berjudul Tari Jepen Bekana'an. Ada pula pelajar dari SMKN 1 Kecamatan Marangkayu yang menarikan Jepen Rempak Pesisiran yang mensinergikan keseragaman serta bersendi kepada nilai keislaman.

Sementara itu tari Jepen Olah Bebaya yang ditampilkan oleh mahasiswi Poltekkes Samarinda juga tak kalah menarik, Disusul dengan tarian Jepen Bemainan Bakul yang dibawakan siswi SMA Negeri 1 Tenggarong dan tari Jepen Bekebur oleh Gubang Art Community.

Di usia yang ke 15 ini Yayasan Gubang juga meluncurkan Gubang Kids Community, mereka tampil dengan kostum khas suku Dayak membawakan tarian berjudul Tebengang Marang, Tari ini mengadaptasi kehidupan sekelompok burung Enggang yang sedang menikmati keindahan alam Kalimantan. 

Seluruh tarian yang ditampilkan para penari merupakan hasil kolaborasi koreografi Randa Zunardy Pamengko dan Dini Safutri dari Yayasan Gubang. Acara yang disaksikan ratusan pasang mata ini berlanjut dengan karya musik Komposisi Begenangan yang dipersembahkan oleh Jesdi Maulana A Noya selaku penata musik.

Dan di penghujung acara ditutup dengan penampilan fashion show bertema The Colour, hasil karya dan rancangan sang pendiri sekaligus pimpinan Yayasan Gubang, Hariyansa Kunjung.

Hariyansa mengatakan, di hari jadinya yang jatuh tepat pada tanggal 28 November, Gubang Art Community terus melakukan regenerasi, sehingga seni tradisi yang ada dapat terus dipertahankan. "Karena generasi penerus tersebut merupakan cikal bakal yang memajukan seni budaya yang ada di Kukar. Mereka adalah generasi-generasi yang mempunyai nilai kreatifitas tinggi yang harus kita beri ruang, waktu, dan peluang untuk berkreasi,"tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar, Sri Wahyuni, memberikan apresiasinya terhadap eksistensi Yayasan Gubang selama ini. "Sungguh merupakan suatu hal yang luar biasa, pencapaian yang tidak biasa dari sebuah sanggar seni yang sudah eksis selama 15 tahun di Kukar, dan selama 15 tahun banyak hal yang sudah dicapai oleh Yayasan Gubang, dari mulai membawa nama Kabupaten ke kancah Regional, Nasional, hingga Internasional,"tuturnya.

Menurut Sri, Yayasan Gubang begitu tulus dan penuh komitmen membantu Disbudpar yang menaungi sanggar-sanggar tari untuk mensosialisasikan dan menyebarluaskan tari daerah yang dimiliki oleh Kukar.

"Apa yang dilakukan oleh Yayasan Gubang juga membantu Pemerintah daerah untuk mentasbihkan Jepen sebagai salah satu identitas daerah Kutai Kartanegara yang harus terus kita pelihara secara bersama-sama," demikian ujarnya. (end)




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top