Disbudpar Kukar Tetap Konsisten Menampilkan Seni Budaya Lokal

Sanggar tari Bangen Tawai dari desa Sungai bawang, Kecamatan Muara Badak, salah satu sanggar tari yang tampil di pentas seni Creativ Park Tenggarong dalam acara bertajuk Pengembangan Budaya Lokal dan Musik Taman yag digagas oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar.
Foto: Endi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), bekerja sama dengan sanggar-sanggar seni yang ada di Kutai Kartanegara (Kukar), menggelar kembali pentas seni bertajuk Pengembangan budaya lokal dan hiburan musik taman di panggung Creative Park, Minggu (29/11) sore.

Ada 3 sanggar seni yang tampil, yakni, Sanggar tari Bangen Tawai dari desa Sungai Bawang, Kecamatan Muara Badak, Sanggar tari Ngelawai dan Yayasan Kumala dari Tenggarong.

Sanggar Tari Bangen Tawai menyuguhkan Tari Datun Menoq yang melambangkan tarian ciri khas Dayak Kenyah pedalaman Kalimantan, tarian ini diartikan dengan kelemah lembutan seorang puteri Dayak Kenyah yang membawa kelincahan dan gerakan lembut lemah gemulai.

Selain tari Datun Menoq, Sanggar ini juga membawakan tarian Datun Julut Nyelama Sakai atau tarian selamat datang yang dipersembahkan untuk menyambut para tamu atau undangan yang secara khusus hadir menyaksikan acara ini.

Selanjutnya sanggar Tari Ngelawai tampil dengan 2 buah tarian yakni Tari Gantar dan Tari Anak pedalaman. Tari Gantar merupakan sebuah gerak tari yang menggambarkan penghormatan atau penyambutan tamu undangan dari suku Dayak Benuaq dengan tidak meninggalkan unsur gerak dan tradisi yang ada.

Sedangkan Tari Anak Pedalaman menggambarkan gerak tari yang mengeksplorasi suku anak pedalaman dalam memetik dan membuat Ulap Doyo, dengan gerak yang menggambarkan keceriaan anak pedalaman suku Benuaq.

Sementara itu Yayasan Kumala mempersembahkan Tari Belian Sentiyu, Ini merupakan tari pengobatan tradisional suku Dayak Benuaq yang dilakukan dengan membaca mantera dan gerakan berputar-putar, bertujuan untuk memanggil roh leluhur agar dapat membantu pembeliat atau pawang mengusir roh-roh penyakit atau roh-roh jahat.

Kasi Perlindungan dan Pengamanan Karya Seni, Disbudpar Kukar, Surya Gunawan, mengatakan, Hiburan musik taman sejak pertama dilaksanakan tetap konsisten menampilkan seni budaya lokal dari sanggar-sanggar tari yang dipilih secara selektif. 

Selain tarian tradisional, warga masyarakat yang menyaksikan acara ini juga dihibur dengan dendang lagu daerah Kutai serta kesenian musik Tingkilan. Pagelaran yang ke-10 ini menjadi penutup di penghujung tahun 2015. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top