kutaikartanegaranews »
News
,
Sosial
»
Jembayan: Kakek Penderita Kaki Gajah Hidup Seorang Diri, Netizen Ulurkan Bantuan
Jembayan: Kakek Penderita Kaki Gajah Hidup Seorang Diri, Netizen Ulurkan Bantuan
![]() |
Seorang kakek penderita kaki gajah hidup seorang diri dalam sebuah gubuk di desa Jembayan Foto: Facebook / Wiyanto Lesmana |
Tak ada yang menyangka dibalik rimbunnya hutan jalan hauling area pertambangan PT Bara Kumala Sakti (BKS), Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar), hidup seorang kakek di sebuah gubuk tak layak huni.
“Beliau berumur 80 tahun, berasal dari Amuntai, sempat menetap di Loa Tebu, sebelum akhirnya tinggal ditempatnya yang sekarang ini dihuninya sejak 2 tahun terakhir,” tulis Wiyanto Lesmana dalam akun facebooknya, Minggu (03/09).
Wiyanto menyebutkan, penyakit kaki gajah yang diderita sang kakek yang tidak disebutkan namanya itu memaksanya harus berjalan dengan cara mengesot.
“Kondisi gubuknya sangat memprihatinkan, berukuran sangat kecil, beratap seng dan rangka potongan kayu,” kata Wiyanto.
Sehari-hari, lanjutnya, kakek ini bertahan hidup dari berjualan pisang yang tumbuh di seputaran gubuk reotnya.
“Terkadang warga atau karyawan perusahaan tambang di sekitar tempat tinggalnya turut memberikan makanan untuk sang kakek,” tuturnya.
![]() |
Foto: Facebook / Wiyanto Lesmana |
Menurut informasi warga, ujar Wiyanto, kakek tersebut berkali-kali diajak pindah ke tempat lain yang lebih layak, namun menolak.
“Tawaran untuk berobat pun tidak diterimanya. Beliau ingin tetap berada di sana, menjaga kebun pisangnya,” ucapnya.
Wiyanto mengungkapkan, Ia dan beberapa rekannya, Minggu (03/09) sore meninjau langsung ke lokasi dengan membawa serta beberapa kebutuhan pokok untuk si kakek.
“Dikuatirkan gubuknya semakin sempit, maka barang-barang tersebut saya titipkan kepada mas Irvan dan rekan-rekannya dari PT ABP Energy untuk bisa disimpan, dikelola dan diberikan secara berkala untuk si kakek,” bebernya.
Terkait gubuk yang tidak layak huni, Wiyanto mengaku telah mendiskusikan hal tersebut. “Saya sudah berdiskusi dengan mas Irvan dan kawan-kawan agar bisa dibuatkan yang lebih layak. Namun harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pemilik lahan,” imbuhnya.
Wiyanto pun berharap agar pihak pemerintahan desa Jembayan, bisa membantu pengobatan penyakit kaki gajah yang diderita si kakek dan juga relokasi tempat tinggal yang lebih layak untuk dihuni.
“Sudah sepatutnya manula dengan kondisi memprihatinkan seperti ini mendapatkan perhatian khusus,” harap Wiyanto. (*)
Berita Terpopuler
-
Para penari dari Sanggar Tari Bangen Tawai, Desa Sungai Bawang, Kecamatan Muara Badak, saat tampil di acara Pengembangan Budaya Loka...
-
Laksmi, Guru SDN 004 saat praktik mengajar dengan pendekatan baru di SDN 003 Tenggarong Foto : Dok. Tanoto Foundation Jadikan Siswa...
-
Habib H Abdul Qodir bin Umar Al Hasni ajak warga Kukar jaga persatuan dan mewaspadai aliran radikal (Foto: Endi) Al Habib H Abdul Qo...
-
Rumah Besar saat menjadi tempat perrhelatan pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional Kaltim (Foto: Endi) Kediaman kerabat Kesultanan Kutai Kartan...
-
Nama Annisa Nisfihani mungkin jarang terdengar ditempat asalnya, namun dikalangan pecinta komik, namanya sudah tidak asing lagi. Ya s...
Tidak ada komentar: