Sultan Kutai Ke-21 Jalani Prosesi Beluluh Jelang Pelaksanaan Erau 2025
![]() |
Sultan Kutai ke-21 Aji Muhammad Arifin menjalani prosesi Beluluh jelang dilaksanakannya Erau 2025 (Dok. Awal Pratama) |
Tenggarong - Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura melaksanakan prosesi sakral Beluluh, Kamis (18/09/2025). Prosesi yang digelar di kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ini merupakan rangkaian ritual jelang dilaksanakannya Erau Adat Kutai 2025.
Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Pangeran Noto Negoro dalam keterangannya menjelaskan, prosesi Beluluh yang dijalani Sultan Kutai ke-21 Aji Muhammad Arifin dilaksanakan sebagai pemulaan sebelum didirikannya Tiang Ayu pada pembukaan Erau nanti.
"Kata beluluh berasal dari dua kata, yaitu buluh dan luluh. Makna dari prosesi ini adalah seorang Sultan membersihkan dirinya agar energi-energi negatif hilang, sehingga memunculkan energi positif. Diharapkan, aura Sultan semakin kuat dan memberikan pengaruh luar biasa dalam rangkaian prosesi adat Erau," terangnya.
Lanjut dia, selama rangkaian Erau yang berlangsung sejak 21 hingga 28 September 2025, prosesi beluluh Sultan dilaksanakan setiap hari di Museum Mulawarman (Eks Keraton Kutai), tepat setelah shalat Asar atau saat matahari mulai terbenam.
"Harapannya, prosesi beluluh tidak hanya menjadi rutinitas semata, tetapi juga memiliki makna yang bisa diwariskan dan diimplementasikan oleh generasi penerus. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Adat, terdapat empat nilai utama yang dapat diambil dan diterapkan, terutama oleh anak-anak muda dan para pemimpin. Dengan begitu, mereka akan memiliki dasar yang kuat berlandaskan nilai-nilai adat, budaya, dan kearifan lokal yang luhur," ucap Pangeran Noto Negoro
Mewakili Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) dr Aulia Rahman Basri, Asisten III Bidang Administrasi Umum Setkab Kukar Dafip Haryanto menyampaikan, pemerintah daerah mengapresiasi prosesi beluluh yang merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan Erau tahun 2025.
Dikatakannya, prosesi ini menjadi pembuka tradisi budaya untuk menjaga dan menyelamatkan Sultan dari pengaruh-pengaruh negatif. Pihaknya meyakini, jika prosesi ini diawali dengan baik, maka hingga penutupan Erau nantinya seluruh rangkaian kegiatan akan berjalan lancar, tertib, dan sukses.
"Harapan kami, pelaksanaan Erau 2025 tidak hanya berjalan dengan baik, tetapi juga menjadi bagian penting dari upaya pelestarian budaya Kutai Kartanegara," kata Dafip.
Pemerintah daerah berharap, pelaksanaan Erau tahun ini mampu menarik minat wisatawan untuk datang ke Kutai Kartanegara.
"Sekaligus memperkuat identitas daerah sebagai pusat budaya yang berakar kuat pada tradisi," demikian disampaikannya. (mmbse)
Tidak ada komentar: