Punya Nilai Sejarah, CIOFF Pilih Tenggarong Jadi Tuan Rumah Kongres Ke-47

Tenggarong dipilih CIOFF sebagai tuan rumah penyelenggara kongres Internasional pada bulan Oktober 2017
Foto: Endi

Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Kukar) Sri Wahyuni, memastikan kota Tenggarong akan menjadi tempat penyelenggaraan kongres CIOFF (International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts) pada 20-29 Oktober 2017 mendatang.

Kepastian ini didapat saat dirinya mendampingi Bupati Rita Widyasari bersama Presiden CIOFF Indonesia, Said Rachmat pada kongres tahunan CIOFF ke-46 di Fiuggi, Italia, 11 Oktober 2016 yang memutuskan Tenggarong sebagai penyelenggara kongres tahunan berikutnya. (Baca: Kongres Tingkat Dunia 2017, Tenggarong Didaulat Jadi Tuan Rumah)

Dikatakan Sri Wahyuni, latar belakang dipilihnya kota Tenggarong sebagai penyelenggara kongres ke-47 sama seperti kota lain di negara tempat berlangsung kongres CIOFF, Sri pun mencontohkan sebuah kota kecil di Jerman.

"Jadi pengalaman kita, kota-kota yang menjadi tuan rumah kongres bukan kota metropolitan, misalnya kita pernah menjajaki pada saat kota Bautzen di Jerman menjadi tuan rumah kongres CIOFF tahun 2014," katanya. 

"Bahkan saya baru mendengar kata Bautzen, ternyata Bautzen itu kota tuanya Jerman, kenapa dia mau bikin kongres disitu, karena Bautzen itu punya folklore yang tertua dari Serbia, jadi dulu warga Serbia sudah lama tinggal di Jerman dan menjadi kesenian yang dipelihara di sana," sambungnya lagi. 

Disebut kota tua, kata Sri, karena Bautzen usianya sudah seribu tahun. "Kota itu isinya kayak kastil semua, penduduknya sedikit, jadi mereka ingin mengangkat kota yang punya nilai sejarah tapi juga bisa jadi potensi wisata," ucapnya.

Selain Bautzen, kongres lainnya juga dilaksanakan di kota Arequipa, Peru, meski belum semaju Indonesia, Peru didaulat menjadi tuan rumah kongres CIOFF ke 45 di negara Amerika Latin karena kota Arequipa merupakan kota warisan dunia oleh Unesco,

"Lalu di Italia, kenapa bukan di Roma atau Milan, tapi justru kongresnya di kota Fiuggi, karena kota ini juga punya folklore," ungkap Sri. Hingga akhirnya CIOFF pun memilih menyelenggarakan kongres ke-47 di Indonesia 8 bulan mendatang. "Kenapa di Tenggarong,  karena kota ini mempunyai nilai sejarah, kita penyelenggara festival folklore, kita juga punya fasilitas convention center," cetusnya. 

Sri menyebutkan, peserta kongres nantinya juga memiliki kontribusi dalam pembiayaan perhelatan kegiatan tersebut. "Kongres itu pesertanya berbayar, jadi misalnya 30 persen biaya kongres ditanggung oleh Pemda selaku tuan rumah, sisanya jadi kontribusi peserta," ungkapnya lagi.

Terkait rangkaian kegiatan kongres, terlebih dahulu akan diawali dengan meeting para komite eksekutif dan dilanjutkan dengan meeting komisi-komisi serta meeting sektor, terkecuali untuk negara peserta dari benua Eropa.

"Karena saking banyaknya folklore di Eropa, maka dibagi dua sektor yakni Eropa tengah dan timur. seperti halnya Indonesia itu nanti masuk di sektor Asia," bebernya.

Usai meeting sektor, lanjutnya, akan ada general asembly atau rapat majelis umum. "Nanti dirapat majelis umum masih ada sisipan forum terbuka semacam simposium budaya, itu dibuka untuk publik. tapi begitu masuk ke majelis umum itu tertutup kecuali untuk member mereka," ujar Sri.

Kongres tersebut, sambung Sri, bertepatan dengan pemilihan presiden CIOFF dunia yang diselenggarakan setiap tahun. Hal ini tentunya memiliki dampak positif bagi promosi budaya dan wisata yang ada di Kukar.

"Mungkin dilihat dari standar kongres kita ini belum masuk, tapi bukan belum layak, kita jauh dari bandara, belum punya hotel bintang lima, convention hall nya diluar hotel. Tapi CIOFF ini kan organisasi yang basisnya budaya, mereka melakukan kongres yang tempatnya tidak harus lux, tetapi lebih mengapresiasi serta respek di tempat yang sepanjang standarnya layak," jelasnya,

Selama satu minggu pelaksanaan kongres, para peserta dari berbagai negara nantinya juga akan diperkenalkan dengan seni budaya Kukar. "Jadi pada saat dinner misalnya kita ada Dayak night dan Melayu night," kata Sri. 

"Kemudian di teras PKM itu kita buat semacam display yang isinya mulai dari informasi budaya, juga souvenir kita. Jadi semuanya one stop information. Itu nilai promosinya luar biasa, dan ini mungkin kongres Internasional pertama di Kalimantan yang sebesar ini," tuturnya lagi.

Ditambahkan Sri, pada H-2 kongres akan ada press conference oleh presiden CIOFF, sedangkan pada bulan Maret mendatang Sekjen CIOFF dunia akan datang melakukan peninjauan ke Tenggarong. "Nanti kita undang teman-teman media untuk dialog. kebetulan sekjennya dari CIOFF England," pungkasnya. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top