Di Kukar Belum Ada Warga Positif Difteri, Dua Pasien Suspect Ditangani Tim Khusus

Direktur RSUD AM Parikesit dr Martina Yulianti menyiapkan tim khusus untuk penanganan pasien Difteri
Foto: Endi

Mengantisipasi merebaknya wabah Difteri yang saat ini masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa atau KLB di Indonesia, RSUD AM Parikesit Tenggarong Seberang menyiapkan tim khusus untuk menangani kasus tersebut.

Direktur RSUD AM Parikesit dr Martina Yulianti yang ditemui pada Senin (08/01) kemarin, mengatakan, saat ini ada 2 pasien suspect atau diduga Difteri dan telah ditangani pihaknya secara khusus.

“Penanganannya sudah ada Juknisnya (Petunjuk Teknis, Red) semua dari pusat. Jadi kita mesti koordinasi, dilaporkan ke Tingkat I, nanti Tingkat I ke Menkes di Jakarta, prosedurnya sudah jelas,” ujarnya.

Dijelaskannya, penanganan pasien suspect Difteri dilakukan oleh tim khusus di rumah sakit yang dipimpinnya, sedangkan sampel darah kedua pasien suspect tersebut sudah dikirimkan ke laboratorium di Jakarta.

“Satu pasien masuk minggu lalu, dan satunya lagi sekitar Sabtu (06/01) tadi. Keduanya usia anak-anak, tapi kondisinya sudah bagus, karena suspect saja,” sebut perempuan yang akrab disapa dokter Yuli ini.

Meski hanya pasien dengan dugaan Difteri, RSUD AM Parikesit telah melakukan langkah cepat dalam penanganannya. 

“Karena kondisinya out break, jadi begitu ada kecurigaan langsung ditangani, jangan sampai terlambat lah,” ungkapnya.

Yuli menyebutkan, dari dua pasien suspect tersebut, saat ini di Kukar belum ada warga yang positif Difteri, namun Yuli menghimbau agar masyarakat tak menganggap remeh jika mengalami gejala seperti batuk dan pilek dalam jangka waktu lama.

“Jika ada yang mengalami batuk pilek berkepanjangan, jangan menganggap itu amandel saja atau apa, cepat diperiksakan saja,” pintanya.

Sementara itu, pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Plt Bupati Edi Damansyah , mengaku telah menerima informasi adanya penderita suspect Difteri dari Dinas Kesehatan di kabupaten ini.

“Memang upaya kita melakukan cegah tangkal yang dilakukan dengan jajaran Dinas Kesehatan, baik dari kabupaten sampai ke kecamatan. Mudah-mudahan tidak sampai menyebar di Kutai Kartanegara ini,” harap Edi.

Dinas Kesehatan Kukar sendiri telah mengeluarkan surat edaran Nomor 440.000/9639/Sekrt/2017 yang ditujukan kepada Kepala Puskesmas di wilayah Kukar dan meminta agar seluruh jajaran kesehatan meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (Baca: Dinkes Kukar Himbau Faskes Waspada Indikasi Kasus Difteri)

Untuk diketahui, Difteri adalah infeksi bakteri, umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top