Dua Replika Naga Erau Dipasang Sisik

Replika Naga Erau yang telah selesai dibuat selanjutnya diseluruh badannya ditempelkan sisik berjumlah 12 warna
Foto: Endi

Pemasangan sisik dua replika Naga Erau tuntas dikerjakan pada Selasa (09/08) kemarin. Replika yang terdiri dari Naga Laki dan Naga Bini itu diletakkan di sisi kiri dan kanan teras eks keraton Kutai (Museum Mulawarman).

Staf Bidang Kebudayaan, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Adji Pangeran Ario Putro Amidjoyo, mengatakan, untuk membuat dua replika Naga dibutuhkan waktu selama satu minggu, Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya kayu, rotan, kain dan lem.

"Dua ekor Naga yang telah dibentuk lalu dibalut dengan kain kuning, setelah itu dipasang kepalanya dilanjutkan dengan menempelkan sisik yang terbuat dari kain 12 warna. Panjang Naga sendiri mencapai 17 meter dengan diameter 85 centimeter," ujarnya.

Menurut pria yang akrab disapa Adji Hasan ini, dalam prosesi berikutnya, Sultan Kutai, HAM Salehoeddin II melakukan ritual Besawai atau komunikasi kepada hal-hal yang tidak nyata atau gaib sambil menabur beras kuning di depan Naga Laki dan Naga Bini.

Selain didepan Naga, lanjutnya, Sultan juga melakukan ritual Besawai di dalam Keraton. persisnya di dalam ruang kelambu kuning dan kamar tempat Sultan HAM Salehoeddin II beristirahat.

Adji Hasan menambahkan, Naga yang telah selesai dipasang kepala serta sisiknya, kemudian di depannya akan diletakkan sajen atau dalam bahasa Kutai disebut dengan Peduduk.

"Peduduk itu isinya buah pisang, buah pinang, gula merah, telor ayam kampung, rokok dari daun, kelapa yang masih ada sabutnya, dimana diatasnya diikatkan benang putih serta ditancapkan jarum. Selain itu juga ada dupa yang dibakar dan dijaga supaya terus menyala," terangnya.

Dua ekor replika Naga ini nantinya akan dibawa ke desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana pada saat puncak penutupan pesta adat Erau, atau dalam ritual kesultanan disebut prosesi mengulur Naga yang ditandai dengan upacara Belimbur.

"Tetapi ketika naga diulur di sungai Kutai Lama, kepala dan ekornya harus dilepas, jadi hanya badannya saja yang dimasukkan kedalam sungai," jelasnya.

Usai Naga diulur. sambungnya, kepala dan ekornya dibawa kembali dan disimpan di Kedaton Kesultanan untuk digunakan lagi pada pelaksanaan Erau tahun berikutnya.

Untuk diketahui, Tahun ini pesta adat Erau dan International Folk Art Festival (EIFAF) akan berlangsung pada tanggal 20-28 Agustus 2016 mendatang di kota Raja Tenggarong. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top